Tuesday, October 14, 2014

MELUKIS DENGAN MEDIA

Melukis merupakan kegiatan yang mengekspresikan daya kreatifitas anak. Salah satu indikator yang dikembangkan berkaitan dengan motorik halus anak RA Muslimat NU 016 Mayak Tonatan Ponorogo adalah melukis dengan berbagai media. Kali ini, anak-anak belajar dengan tema al-Wasi'u dengan sub tema Lingkungan Sekitar.
Kegiatan belajar adalah melukis bunga di lingkungan sekitar dengan media sederhana yaitu cuttonbud dan pasta. Terlebih dahulu anak-anak diajak melihat langsung obyek bunga yang ada di lingkungan sekitar sekolah. Setelah itu, mereka diberi kebebasan untuk melukis di tempat yang diinginkan secara berkelompok. Pasta tiga warna disediakan untuk digunakan secara bersama namun bergiliran.
Selain itu, anak-anak juga diajak berkreatifitas dengan media pelepah pisang untuk membentuk pola dengan cara mencetak dengan pasta. Dengan kegiatan semacam ini, diharapkan daya kreatifitas anak semakin berkembang dan setiap anak akan mampu menunjukkan potensinya.

Tuesday, July 29, 2014

PISAH-KENANG 2013-2014

Persembahan terakhir dari anak-anak kelompok B angkatan tahun 2013-2014 adalah sebuah opera yang berjudul "PERJALANAN DAKWAH". Opera ini ditampilkan dalam acara pisah-kenang dengan guru dan adik kelas.
Opera ini menceritakan kisah perjalanan rombongan juru dakwah yang berkeliling nusantara. Mereka bertemu dengan masyarakat yang beragam budaya lokal. Opera ini menggunakan musik patrol yang dimainkan oleh anak-anak sendiri dengan satu dalang dan dua sindennya. Selayaknya sebuah opera, maka penampilan ini juga menyuguhkan nyanyian dan tarian, namun dikemas dalam kesederhanaan anak-anak.


Monday, May 5, 2014

MENANAMKAN RASA EMPATI DI BPBD PONOROGO

Beberapa waktu belakangan ini, Indonesia dilanda berbagai bencana. Mulai rutinitas banjir tiap musim hujan sampai gunung meletus yang abunya beterbangan lintas propinsi. Dalam kaitan tema pembelajaran "al-Mutakabbiru" dengan sub tema "Gejala Alam", maka anak-anak RA Muslimat NU 016 Mayak Tonatan Ponorogo, menyelenggarakan kegiatan kunjungan ke kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten Ponorogo. Dalam kegiatan ini, anak-anak diberi pengetahuan tentang berbagai hal yang terkait dengan bencana, dengan tutor Team SAR.
Kegiatan dimulai dengan pemutaran film pengetahuan tentang bencana dan cara penanggulangan maupun penanganannya. Setelah itu anak-anak diajak bersimulasi penanganan bencana banjir. Peralatan team SAR milik BPBD digunakan secara langsung, mulai dari rompi, dayung sampai perahu karet. Anak-anak pun diskenario dalam sebuah sosio-drama. Ada yang berperan menjadi masyarakat yang terkena bencana dan ada yang berperan menjadi team SAR.
Dengan pembelajaran metode simulasi lengkap ini, diharapkan tertanam rasa empati pada diri anak-anak, sehingga muncul kesadaran sosial dalam kehidupan nyata.

Sunday, April 27, 2014

NASIONALISME

TEMA: MALIKUL-MULKI
Dalam pembelajaran tema Malikul-Mulki ada sub tema Negara.
Pada tiap hari Senin, anak-anak RA Muslimat NU 016 Mayak Tonatan Ponorogo sudah dibiasakan untuk mengikuti kegiatan upacara bendera. Kali ini anak-anak diajak untuk mengenal bendera negara. Hal ini dimaksudkan agar tumbuh rasa nasionalisme dalam jiwa mereka.
Proses pembelajaran cukup sederhana saja. Anak-anak terlebih dahulu diminta untuk melihat bendera negara Republik Indonesia dalam wujud nyata, yaitu yang biasa digunakan untuk upacara bendera. Kemudian anak-anak diberi pengertian tentang arti warna bendera merah putih. Setelah mampu memahami dan dilakukan sesi tanya-jawab, maka dimulailah kegiatan bendera dalam bentuk miniatur dari kertas. Anak-anak menyusun dan menempelkan kertas warna menjadi bentuk bendera. Mereka memberinya sedotan di tepi yang berfungsi sebagai tiang bendera.
Ketika sudah selesai, mereka dengan bangga mengibarkan bendera merah putih seraya menyanyikan lagu Indonesia Raya.



Tuesday, March 4, 2014

API



Dalam tema “AN-NAFI’U”, salah satu sub tema yang dibahas dalam pembelajaran di RA Muslimat NU 016 Mayak Tonatan Ponorogo adalah “api”. Anak-anak diperkenalkan segala hal seluk-beluk api, mulai dari wujudnya, sifatnya, kegunaannya sampai dengan bahaya yang disebabkannya. Secara umum anak-anak sudah mengenal api dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pembahasan sub tema api dibuat lebih variatif sehingga mampu menarik perhatian anak-anak.
Kali ini, anak-anak diajak untuk mengenal bagaimana api bisa tetap menyala dan apa sesungguhnya yang dibutuhkan api untuk menyala. Selama proses pembelajaran, anak-anak diajak untuk melihat, mengamati, bereksperimen sampai dengan memahaminya.
Mula-mula disiapkan lilin dan korek api. Setelah dijelaskan berbagai hal tentang lilin dan korek api tersebut, maka eksperimen pun dilakukan. Apa yang dibutuhkan api untuk tetap hidup? Lilin yang sudah dinyalakan dengan korek api dibiarkan agak lama, kemudian dilakukan percobaan menutup lilin tersebut dengan gelas kaca tembus pandang. Apa yang terjadi? … ternyata apinya menjadi padam. Dari eksperimen ini, anak-anak diperkenalkan bahwa untuk tetap menyala, ternyata api juga membutuhkan udara. Dan itulah salah satu wujud kekuasan Allah swt.

Friday, February 7, 2014

MEMBUAT MINUMAN TEH

Salah satu indikator pembelajaran di RA Muslimat NU 016 Mayak Tonatan Ponorogo adalah aspek pengembangan Kognitif 2.1.4. Melakukan kegiatan yang eksploratif dan eksperimen. Sesuai dengan indikator ini, maka para siswa diarahkan dan dibimbing dalam sebuah kegiatan yang mengarah pada proses eksperimen yakni kegiatan pembuatan teh manis. 
Bagi siswa kelompok A, mereka masih dibimbing oleh para guru dalam pengerjaan eksperimen ini. Perkembangan motorik mereka yang memang masih dalam taraf perlu bimbingan, maka guru masih memegang tangan dan mengarahkan. 
Sedang bagi kelompok B, sudah masuk tahap eksperimen. Siswa diminta untuk merasakan air biasa terlebih dahulu. Guru menanyakan apa rasanya? Dengan demikian siswa dapat merasakan rasa air ketika belum berubah. Kemudian siswa juga diminta untuk mencicipi air tawar yang sudah dicampur teh namun belum diberi gula. Siswa pun kembali paham bahwa rasa teh sesungguhnya adalah bukan manis. Barulah kemudian siswa diminta untuk memberikan gula secukupnya pada air tehnya masing-masing dan diminta untuk mencicipi perubahannya.
Dari kegiatan ini, diharapkan siswa mampu memahami berbagai proses serta perubahan sederhana yang terjadi selama pembuatan minuman teh. Adapun karakter yang diharapkan muncul adalah rasa ingin tahu dan kreatif.