Sunday, March 17, 2013

EVERYWHERE FOR STUDY

i hear i forget, i see i remember, and i do yes i can do it again.
Proses pembelajaran RA Muslimat NU 016 Mayak Tonatan Ponorogo tidak hanya berlangsung di dalam kelas saja, melainkan juga berlangsung di luar kelas. Hal ini mengacu pada kebutuhan rasa ingin tahu anak untuk menjelajah segala sesuatu yang belum diketahuinya. Anak-anak tidak boleh hanya dicekoki dengan buku yang hanya berisi gambar. Seharusnya anak-anak juga diajak untuk mengetahui secara langsung apa yang diajarkan.
Misalnya dalam proses pendidikan agama, maka anak-anak diajak untuk praktek berwudlu dan mengenal masjid secara langsung. Meskipun mereka sudah mengetahui setiap harinya tentang masjid, namun tetap ada porsi-porsi tertentu yang mereka tidak tahu dan memerlukan penjelasan dari guru.
Kemudian juga dalam mengenal lingkungan sekitar, mereka tetap memerlukan informasi yang lebih akurat dari para guru tentang banyak hal, semisal tentang cara menanam atau cara memelihara ikan atau cara membangun rumah beserta bentuk nyata geometri yang sering diajarkan.
Dalam proses pembelajaran seperti ini, metode observasi (pengamatan langsung) sangatlah diperlukan. Dan akan kita dapati kegembiraan anak-anak ketika mereka belajar seperti ini. Mereka akan mudah mengingat karena mereka melihat secara nyata bukan sekedar gambar di buku.

Saturday, March 16, 2013

OUT BOND

Dunia anak merupakan dunia bermain. Dalam bermainnya anak itulah sesungguhnya si anak banyak belajar tentang lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alamiyahnya.Sepertinya tidak ada anak yang tidak ingin bermain. Namun memang jenis permainan yang disukai memang berbeda.
Sebagian besar anak-anak menyukai permainan yang menantang dan memacu adrenalin mereka. Hal ini karena memang rasa ingin tahu mereka yang mendasari jiwa penjelajah masih sangat tinggi. Banyak hal yang ingin dicoba dan dirasakan sensasinya. Metode yang pas untuk menampung hasrat seperti ini adalah Out Bond.
Out Bond juga melatih anak untuk memiliki keberanian dan tidak lagi menggantungkan diri pada orang tua maupun temannya. Semua tahap permainan harus dilakukan sendiri. Kegiatan semacam ini tentu saja akan menumbuhkan juga rasa kemandirian bagi si anak.
jadi ... tanyakan pada anak anda: "are you ready?"


WIRA USAHA IMAJINASI

Sistem pendidikan di Indonesia memang lebih mengedepankan aspek kognitif dibanding aspek afektif maupun psikomotorik. Namun ini bukan bearti tertutup peluang bagi para pendidik untuk lebih mengedepankan kedua aspek yang dinomor duakan tersebut. Karena menurut penelitian para ahli, diantaranya Daniel Goleman, bahwasanya peran kecerdasan kognitif bagi kesuksesan seseorang di bidang yang digelutinya hanyalah 20% saja.
Berangkat dari berbagai hal tersebut, maka kemudian konsep pendidikan usia dini lebih menekankan aspek afektif maupun psikomotoriknya. Tentu saja hal ini juga berkaitan dengan tingkat perkembangan otak anak yang memang masih belum mampu untuk diajak berpikir secara logis analitis. Pendidikan di RA Muslimat NU 016 Mayak Tonatan Ponorogo juga berorientasi demikian dengan konsep "BELAJAR SAMBIL BERMAIN". Banyak hal bisa diajarkan pada anak dan kemudian anak dapat berpikir kreatif imajinatif untuk menciptakan hal baru atau mengkreasikan yang sudah ada.
Bila anak kita beri kesempatan untuk bereksplorasi dengan daya imajinasinya, maka itu sama halnya dengan kita memberinya kesempatan untuk berwirausaha dalam konteks kecil. Si anak akan semakin mandiri dengan "pekerjaan" barunya untuk berkreasi tanpa minta orang lain untuk membuatkan sesuatu untuknya. Dan inilah sesungguhnya yang dimaui oleh pemerintah dengan konsep pendidikan wira usahanya.