Saturday, March 16, 2013

WIRA USAHA IMAJINASI

Sistem pendidikan di Indonesia memang lebih mengedepankan aspek kognitif dibanding aspek afektif maupun psikomotorik. Namun ini bukan bearti tertutup peluang bagi para pendidik untuk lebih mengedepankan kedua aspek yang dinomor duakan tersebut. Karena menurut penelitian para ahli, diantaranya Daniel Goleman, bahwasanya peran kecerdasan kognitif bagi kesuksesan seseorang di bidang yang digelutinya hanyalah 20% saja.
Berangkat dari berbagai hal tersebut, maka kemudian konsep pendidikan usia dini lebih menekankan aspek afektif maupun psikomotoriknya. Tentu saja hal ini juga berkaitan dengan tingkat perkembangan otak anak yang memang masih belum mampu untuk diajak berpikir secara logis analitis. Pendidikan di RA Muslimat NU 016 Mayak Tonatan Ponorogo juga berorientasi demikian dengan konsep "BELAJAR SAMBIL BERMAIN". Banyak hal bisa diajarkan pada anak dan kemudian anak dapat berpikir kreatif imajinatif untuk menciptakan hal baru atau mengkreasikan yang sudah ada.
Bila anak kita beri kesempatan untuk bereksplorasi dengan daya imajinasinya, maka itu sama halnya dengan kita memberinya kesempatan untuk berwirausaha dalam konteks kecil. Si anak akan semakin mandiri dengan "pekerjaan" barunya untuk berkreasi tanpa minta orang lain untuk membuatkan sesuatu untuknya. Dan inilah sesungguhnya yang dimaui oleh pemerintah dengan konsep pendidikan wira usahanya.    

No comments:

Post a Comment